Saturday, October 27, 2018

Smart Grid : Solusi Optimalisasi Energi Listrik



Saat ini sekitar sebagian besar pembangkit listrik yang beroperasi di dunia menggunakan bahan bakar fosil seperti batubara sebagai bahan bakarnya. Padahal, cadangan bahan bakar fosil sudah semakin menipis dan diperkirakan akan segera habis dalam waktu yang tidak lama lagi. Selain itu, penggunaan energi fosil menghasilkan emisi karbon yang memberikan dampak negatif kepada manusia dan lingkungannya. Maka dari itu, perlu solusi terbaik yang mampu mengatasi masalah tersebut. Salah satu solusinya yaitu Smart Grid. 



Apa itu Smart Grid?


Smart Grid adalah jaringan listrik pintar yang mampu mengintegrasikan kegiatan dari semua pengguna, mulai dari pembangkit sampai ke konsumen dengan tujuan agar efisien, berkelanjutan, ekonomis dan suply listrik yang aman. Selama ini pengelolaan energi listrik yang kita kenal hanya berlandaskan pada satu arah saja, dalam artian suplai listrik hanya didapat dari Pembangkit Listrik Negara (PLN) yang diteruskan ke rumah-rumah. Dengan teknologi Smart-Grid ini, pengelolaan listrik dapat berjalan dua arah yang mana pemilik rumah dapat mengontrol penggunaan energi listrik mereka dan nantinya apabila terdapat surplus dari energi listrik maka dapat dijual kepada PLN. Lalu dari mana rumah mendapat pasokan listrik sendiri? mungkin itu pertanyaan kemudian yang muncul. Pengelolaan Smart-Grid sendiri memang lebih diperuntukkan pada rumah yang mempunyai pembangkit energi listrik sendiri seperti yang jamak ditemukan di rumah-rumah modern umumnya. Penggunaan teknologi ini, nantinya dapat dipadukan dengan suplai energi dari PLN. 


Secara umum teknologi Smart Grid bisa menghasilkan beberapa keuntungan diantaranya meningkatnya efisiensi penggunaan energi listrik, meningkatnya kehandalan sistem tenaga listrik, mengurangi emisi karbon dan mendukung pemanfaatan sumber energi terbarukan dengan lebih optimal. Smart Grid terdiri atas 3 unsur penting, yakni teknologi informasi(information technology), telekomunikasi(telecommunication) dan listrik (power system). Ketiga unsur tadi bekerja sama untuk memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perusahaan penyedia listrik(utility company) seperti PLN dengan konsumen. Dengan SMART GRID, transfer energi listrik yang terjadi tidak hanya dari perusahaan penyedia listrik ke konsumen, namun bisa juga sebaliknya.

Jika ternyata konsumen memiliki solar cell yang dapat menghasilkan energi listrik dari cahaya matahari, maka ketika energi listrik dari solar cell itu melebihi dari apa yang dibutuhkan oleh konsumen itu, konsumen bisa mengirim energi listrik ke jaringan listrik(power grid) yang ada. Konsumen bisa mendapatkan uang dari perusahaan penyedia listrik (utility company) atas hal tersebut.

Dengan teknologi Smart Grid pula, konsumen akan mempunya kendali penuh untuk mengatur pemakaian energi listrik mereka. Teknologi sensor dan kendali otomatis pada Smart Grid memungkinkan pengaturan pengaktifan peralatan listrik konsumen secara otomatis dengan mempertimbangkan jumlah enegri listrik yang ada.

Contohnya, ketika siang hari dimana bisa dihasilkan energi listrik yang cukup besar dari cahaya matahari, maka mesin cuci dan beberapa peralatan berat lainnya bisa diaktifkan. Dan ketika suplai cahaya matahari mulai menurun, maka kendali otomatis akan mengurangi pemakaian energi listrik yang tidak terlalu penting seperti penyejuk ruangan.

Teknologi sensor dan kendali otomatis tidak hanya akan diletakan pada sisi konsumen tapi juga pada jaringan listrik (power grid). Jika terjadi kerusakan atau masalah pada sebuah jalur pengiriman energi listrik, maka rute pengiriman energi listrik akan diubah melalui jalur lain yang tersedia sehingga pemadaman listrik bisa diminimalisir. Semua data yang terekam pada sensor tersebut akan dikirim ke perusahaan penyedia listrik (utility company)untuk diolah guna menetukan strategi dan prediksi dimasa yang akan datang.


No comments:

Post a Comment