- Kesimpulan Berita
Pemerintah Jawa Tengah mengalami sejumlah kendala dalam mengatasi buta aksara yang didominasi oleh perempuan. Dimulai dari masalah kemiskinan yang membawa dampak lanjut yaitu putus sekolah. Minimnya bahan bacaan menjadi penyebabnya meskipun tidak signitifkan. Semangat dan kesabaran dari pemerintah, masyarakat, dan relawan dibutuhkan dalam mengatasi masalah ini. Program ini dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat untuk memberikan pelatihan keterampilan bagi masyarakat. Perlunya dukungan ketelatenan petugas, sarana prasarana, dan anggaran yang cukup untuk mensukseskan program ini.
- Opini
Sejauh ini pemerintah indonesia telah banyak berupaya dalam memberantas buta aksara. Usaha pemerintah bahkan diakui oleh badan-badan internasional seperti UNESCO, UNICEF dan WHO sebagai negara yang tergolong cepat dalam memberantas buta huruf. Hal ini menjadi prestasi bagi pemerintah indonesia. Tetapi, langkah-langkah yang sudah ditempuh pemerintah memang belum optimal. Pada dasarnya memang tidak mudah untuk dapat memberantas buta huruf karena buta aksara yang masih tersisa adalah kelompok diatas usia 40 tahun-an yang pada umumnya berasal dari keluarga kurang mampu, penglihatannya sudah terganggu dan tinggal di daerah terpencil.
- Saran
Pemerintah pusat harus bekerja dengan pemerintah daerah beserta ormas-ormasnya untuk keberhasilan pelaksanaan program ini agar angka buta aksara bisa berkurang secara cepat dan terarah. Pemerintah menerapkan strategi yang diusulkan UNESCO seperti melakukan pemetaan jumlah penyandang buta aksara secara tepat, perluasan informasi dan sosialisasi mengenai pentingnya melek aksara, pemberdayaan sekolah formal dan non formal bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dan program pendidikan yang inovatif dalam hal membaca.
Sumber Referensi :
(Link 1) http://www.kbknews.id/2016/11/04/kemiskinan-jadi-kendala-pengentasan-buta-aksara/